Tuesday, July 03, 2007

Iklan JiBow

Iklan Parpol Dukung Foke Langgar Etika Komunikasi Politik

Umi Kalsum - detikcom

Jakarta - Sejumlah iklan dukungan terhadap Fauzi Bowo (Foke) mulai
bermunculan di stasiun televisi. Tidak hanya mewakili kelompok, parpol
seperti PDIP dan Partai Damai Sejahtera (PDS) juga unjuk gigi. Iklan-iklan
ini dinilai telah melanggar etika komunikasi politik.

Pelanggaran itu ditegaskan pakar komunikasi politik UI Effendy Gazali kepada
detikcom, Selasa (3/7/2007).

"Telah terjadi pelanggaran etika komunikasi politik, khususnya dalam konteks
iklan Foke," cetus Effendy.

Pertama, beber dia, iklan yang menggunakan latar mantan Presiden RI Soekarno
selaku proklamator. Iklan ini juga menampilkan putri sulung Bung Karno,
Megawati Soekarnoputri, yang mengajak warga Jakarta memilih Foke.

"Iklan itu memperdengarkan suara Bung Karno, Kami bangsa Indonesia... . Ini
jelas blunder besar. Iklan itu seakan-akan mengatakan Soekarno hanya milik
orang yang akan memilih Fauzi," tegasnya.

"Iklan itu juga seakan-akan mengatakan, kalau Anda cinta Soekarno, pilihkan
Fauzi. Apakah Soekarno sebagai pendiri bangsa bukan milik Adang-Dani atau
orang yang tidak mau memilih Fauzi?" imbuh Effendy.

Padahal Soekarno sebagai Bapak Bangsa, kata dia, bukan milik siapa-siapa.
"Nggak boleh itu, itu pelanggaran politik besar," tandasnya.

Effendy juga menyoroti iklan Partai Damai Sejahtera (PDS) yang
ujung-ujungnya mengatakan Jakarta Milik Semua, slogan yang jelas-jelas milik
Foke.

"Iklan itu seakan-akan mengatakan kalau Anda (umat) Kristen, pilihlah Foke.
Iklan-iklan ini bahaya! Jauh lebih bagus iklan yang menunjukkan fakta.
Misalnya, Anda tidak beres mengurusi banjir.... Lebih bagus begini, asal ada
fakta dan data," bebernya.

Namun iklan PDS seolah-olah menggiring orang-orang yang akan ke gereja untuk
memilih Foke dan yang tidak silakan pilih calon yang lain.

"Ini harus dijadikan diskusi. Karena melanggar etika, menyangkut seberapa
besar moral publik. Iklan ini harus harus direvisi. Etika politik saya
sebagai warga negara terganggu," cetus pengasuh acara newsdotcom di MetroTV
ini.