Tuesday, October 06, 2009

Catatan Perjalanan (3)

Melanjutkan kisah di catatan perjalanan saya dari Jakarta pada Catatan Perjalanan (1) dan akhirnya sampai di Bali pada malam hari ketiga di Catatan Perjalanan (2). Perjalanan darat dari Jakarta menuju Bali memang tidak pernah membosankan untuk saya. Kenapa begitu, karena banyak yang bisa dilihat selama perjalanan, apalagi jarak yang begitu jauh dan panjang jika ditempuh dengan kendaraan darat. Alhamdulillah bisa sampai juga ke pulau dewata yang menjadi tujuan banyak wisatawan lokal Indonesia ataupun wisatawan asing. Disambut oleh dermaga Gilimanuk diwaktu sore kami menuju kota Denpasar, dan sampai malam harinya.

Ada yang unik ketika kita melakukan perjalanan saat saya sampai di Bali, dan mungkin ini perlu menjadi catatan untuk yang senang melakukan perjalanan jauh. Pertama sampai Bali dimalam hari tentu saja harus mencari penginapan, pada saat itu kami belum membooking kamar. Ketika memasuki satu persatu penginapan di daerah denpasar ternyata banyak penginapan yang sudah full booked, ini disebabkan pada hari itu masih termasuk holiday, iya waktu itu libur panjang Idul Fitri. Akhirnya sempat meminta bantuan salah satu tukang parkir di daerah denpasar untuk mencarikan penginapan yang dia ketahui. Dan ternyata penginapan yang dikenalnya pun penuh. Oh iya, jadi kami rencana mencari penginapan yang murah dan bagus. Banyak penginapan murah dan bagus di kota Denpasar tapi ternyata karena memang liburan jadi setiap kita kunjungi penginapannya ternyata sudah terparkir Bus Pariwisata yang besar-besar dan juga mobil yang rata-rata itu wisatawan lokal, terlihat dari plat nomornya antara B, L dan N. Akhirnya sih memang kita mendapat kamar juga setelah sekian lama putar-putar Denpasar, sampai saya bisa hafal waktu itu jalanan sekitar sana. Akhirnya menginap di Inna Bali Hotel jalan veteran (kalau ga salah jalannya), disinipun sisa kamar hanya beberapa kami masih beruntung walaupun harganya menurut saya masih diatas rata-rata. Kenapa memilih di Denpasar, salah satunya dekat ke mana saja menurut saya sih. Dan kalau saya memaksakan mencari penginapan di Kuta sepertinya sudah penuh juga seperti di Denpasar. Tapi akhirnya malam itu kami bisa beristirahat dengan nyenyak, menikmati malam di Bali.

Setelah cukup beristirahat, pagi harinya kami terus memulai aktifitas wisata kami di pulau dewata. Disini berarti sudah hari keempat perjalanan kami. Sebelum keliling bali, kami sudah mencatat tempat wisata apa saja yang akan kami kunjungi. Ada Tanjung Benoa, Sanur, GWK, Jimbaran, dan pastinya Kuta. Pagi itu kami menuju Tanjung Benoa tempat wisata yang banyak olahraga airnya. Dari penginapan di denpasar saya sudah bersiap membawa pakaian ganti, pasti akan basah-basahan nanti. Sampai di Benoa ternyata ramai lho disini. Jalanan yang kecil dan asri dipenuhi kendaraan. Dan mobil yang terparkir ditempat penginapan dikanan-kiri jalan menunjukkan daerah benoa ini memang menjadi salah satu tujuan wisata favorit di Bali. Dan tempat pengelolaan wisata air disini pun banyak jenisnya. Akhirnya saya mencari yang parkirannya agak ramai, tapi masih cukup untuk memarkirkan kendaraan saya. Tapi sayang saya lupa nama tempatnya itu. Setelah sampai kami langsung disambut oleh pegawai tempat wisatanya di tunjukkan tempat duduk, dan lalu diceritakan fasilitas olahraga airnya apa saja. Macem-macem dari banana boat yang sudah terkenal itu sampai parasailing, yang membuat kita bisa terbang melihat keindahan pantai benoa. Saya sih pengennya mencoba parasailing. Tapi ternyata angin di tanjung benoa sedang tidak mendukung untuk parasailing. Akhirnya tidak jadi, dan diganti dengan mencoba flying fish dan donatboat. Flying Fish kita naik ke semacam perahu karet lebar dan kita posisi tiduran dikanan kiri ada pegangannya, untuk naik flying fish kita harus berdua dan ada 1 orang pegawainya yang menjadi pengatur flyingfish agar bisa terbang dan stabil, lalu perahu karet ini ditarik semacam kapal boat kecil yang bisa berjalan dengan kecepatan tinggi. Sebelum naik ke flyingfish saya memakai rompi pengaman supaya ketika jatuh kelaut bisa mengambang. Bersiap kepantai dan ternyata masih antri. Setelah bersiap dan mendapat giliran akhirnya saya sudah posisi tidur telentang menghadap langit bali. Dan kapal speedboat penarik pun sudah menyalakan mesin dan langsung ngebut, supaya flyingfishnya bisa benar-benar terbang. Dan bener lho bisa terbang nih perahu karetnya hahaha... kaget-kaget gimana gitu rasanya, ditengah laut gitu, tak lama perahu karetnya turun keair lagi. Ternyata untuk terbang hanya dua kali saja sayang sekali. Tapi memang nikmat bisa terbang sejenak. hehe... yang kedua saya mencoba DonatBoat, perahu karet berbentuk donat bisa dinaiki berdua tapi yang ini tanpa pemandu. Jadi perahu karet ini ditarik juga oleh kapal dengan kecepatan tinggi ditengah laut. Banyak juga yang mengantri di donat boat ini, lebih banyak dari flying fish, karena donat boat ini termasuk jenis olahraga air yang baru jadi masih banyak peminat. Rasanya ketika ditarik di flying boat ini luar biasa, deg-degan sangat saya. Kalau ada ombak kecil, perahu karetnya lompat dan mungkin bisa terbalik di air. Lebih nikmat dari bananaboat juga lho. Patut dicoba kalau kita mengunjungi tanjung benoa, parasailing juga patut dicoba, sayang angin tidak mendukung saya untuk terbang. Kesan saya ditanjung benoa, ramai, panas terik lumayan buat menghitamkan kulit seperti para pegawai wisata air, banyak kapalboat lalu lalang mereka adalah dari pengelola wisata air lain juga, dan yang agak aneh ketika terkena cipratan air laut ternyata rasa dan baunya sudah tercampur bensin kapal bukan hanya asin ini perlu jadi perhatian juga. Setelah puas bermain air, kami memesan air kelapa. Menikmati air kelapa di pantai dibawah pohon kelapa yang disorot panasnya matahari, rasanya benar-benar nikmat.. hehe..

Beberapa jam di tanjung benoa kami cukup puas dan terhibur. Perjalanan kami lanjutkan menelusuri daerah wisata di Bali. Tujuan kami saat ini adalah mencari rumah makan untuk makan siang. Sampailah disuatu rumah makan, posisinya dijalan yang menuju bandara Ngurah Rai Bali, pas masuk tempatnya enak walau dipinggir jalan tapi adem. Banyak foto tantowi yahya dengan pemilik rumah makan. Ternyata favorit artis juga nih rumah makan (sayang lupa lagi namanya). InsyaAllah halal makan disini. Setelah makan kami kembali menelusuri jalan di Bali, dekat rumah makan kami ternyata adalah toko baju yang terkenal di Bali, Joger. Wah udah ada rencana dikepala bahwa besok harus ke tempat ini buat beli baju pastinya. Saat itu sudah siang kami memutuskan untuk mencari penginapan di sekitar kuta, siapa tau untuk besok kita bisa pindah penginapan dapat tempat yang oke, jadi dekat pantai. Sambil mencari nomor penginapan dan menghubunginya melalui Hp kami menuju daerah kuta. Jalan di kuta ramai lancar, maklum bule banyak sekali disini. Akhirnya kami keluar masuk kebeberapa penginapan, tapi rupanya tidak ada yang cocok, baik harga dan jenis kamarnya. Oh iya menjadi catatan lagi disini, untuk memilih penginapan jika kita bersama keluarga ada baiknya pesan 1 kamar yang besar dengan bed 2 buah atau ditambah ekstra bed, biar lebih irit dibanding 2 kamar. Tapi terkadan pilihan kamar setiap penginapan beda harga jadi perlu di teliliti juga untuk memilih penginapan. Tidak mendapat penginapan dikuta kami kembali ke denpasar ke penginapan karena hari sudah Ashar. Sampai dipenginapan saya bersih-bersih dan istirahat sejenak, karena malam hari ada rencana menuju pantai jimbaran, untuk makan malam. Rampung menunaikan ibadah Shalat Magrib kami kembali menuju kendaraan untuk mengunjungi daerah jimbaran. Jalanan bali dimalam hari mirip seperti Jakarta juga, ramai. Akhirnya sampai didekat daerah jimbaran tapi bingung kemana lagi, akhirnya nanya orang di pinggir jalan. Dia bilang mau ke daerah jimbaran langsung menunjukkan jalannya. Dan kita diantar sampai rumah makan, sepertinya tempat si orang ini kerja. Alhamdulillah tempatnya luarbiasa lah. Baru kali ini makan malam benar-benar dipantai pinggir laut. Suara ombaknya kedengeran banget. Baru masuk sudah disambut dengan kembang kamboja yang dipakaikan ke telinga kita. Dan pengunjung rumah makan tidak terlalu ramai karena memang banyak rumah makan disampingnya, banyak pesaingin. Akhirnya kami memesan makanan, harus berhati-hati dan agak pilih-pilih, karena harganya rada mahal, menurut saya sih mahal banget haha... Tapi ya sudah lah untuk sekali seumur hidup. Ada tukang ngamennya juga disini lho, tapi pakaian mereka rapi seragam pakaian pantai hehe... Lalu menggunakan alat musik yang luar biasa oke. Tapi sepertinya kalau mau kasih tip ke mereka juga harus 'oke' haha... Yang lucu meja kami tidak dikunjungi pengamen tersebut, mereka mengunjungi turis-turis asing saja, yang kalau kasih lembaran duit yang warna biru. hahaha... Ya sudah akhirnya makananpun datang. Alhamdulillah makanannya enak banget. Ada ikan, udang, cumi... ckckck... Laut bener dah. Selesai makan kami tidak bergegas pulang tapi menikmati suasana malam dipantai dulu, jarang-jarangkan begini. Setelah puas dan kenyang makan disitu kami kembali menuju penginapan di Denpasar. Dengan perut yang penuh dan perasaan senang makan dan jalan dipinggir pantai kami kembali ke penginapan untuk beristirahat dan kembali untuk beraktifitas dibagian bali yang lainnya esok hari.
(bersambung ke Catatan Perjalanan (4) selanjutnya...)